5 Cara Ampuh Melatih Anak Dalam Berpikir Kritis yang Tidak Hanya Aktif Bertanya Saja

f:id:PrestasiGlobal:20200605165827j:plain

5 Cara Ampuh Melatih Anak Dalam Berpikir Kritis yang Tidak Hanya Aktif Bertanya Saja

Siapa sih yang tidak ingin anak-nya tumbuh pintar dan mampu berpikir kritis? Semua orang tua tentu ingin anak menjadi cerdas dan mampu berpikir dengan baik. Bentuk pikiran kritis adalah yang paling optimal untuk hal ini.

Seseorang yang memiliki kemampuan berpikir secara kritis akan mampu menikmati lebih banyak hal. Mulai dari kemampuan untuk memecahkan masalah, memahami sudut pandang orang lain, menjadi lebih kreatif dan bahkan menjadi lebih percaya diri.

Pentingnya Berpikir Kritis Untuk Anak

Jika pemikiran kritis tidak ditanam sejak dini, si anak akan tumbuh dengan banyak masalah. Hal seperti mudah tertipu hoax, masalah membaca situasi sosial dan bahkan kurang percaya diri dengan identitas diri. Pembiasaan untuk hal ini tentu tidak akan mudah, tapi harus diusahakan.

Saat ini Anda bisa menemukan banyak pengguna internet yang terkadang tidak aturan. Hal seperti menyebarkan hoax, menjadi hater, berdebat politik tidak jelas dan bahkan melakukan harassment online adalah tindakan orang yang tidak berpikir kritis.

Saat Anda bisa mempertanyakan banyak hal, Anda tentu tidak akan gegabah post berbagai hal yang bermasalah. Jika belajar berdasarkan informasi, fakta dan ilmu yang benar, perilaku seperti itu tentu bisa dihindari.

Jika ingin anak tumbuh dengan baik, mari bahas 5 cara melatih kemampuan berpikir kritis berikut ini:

  1. Mulai Dari Pemberian Pengetahuan dan Pengalaman
    Hal pertama yang bisa Anda lakukan adalah dengan memberi banyak pengetahuan dan pengalaman baru pada si kecil. Pengetahuan ini akan menjadi pondasi untuk rasa penasaran dan juga jawaban yang akan Anda berikan.
    Saat bertanya tentang hujan misalnya, si anak harus tahu dulu tentang penguapan air dan kondensasi. Hal ini bisa dicontohkan dengan mudah seperti saat memasak air panas ataupun membuat air es. Tapi tanpa pengetahuan dasar seperti ini, anak tentu akan kesulitan mengambil kesimpulan dari mana air hujan berasal.
    Pengalaman baru juga baik untuk memastikan anak mendapatkan bekal baik. Cara berpikir kritis tanpa bekal tentu tidak akan sempurna. Contoh saja saat anak tahu berbohong itu salah. Tapi saat mendapat pengalaman yang membuatnya untung karena berbohong, anak tidak bisa merefleksikan hal tersebut.
    Memberikan pengalaman seperti hukuman dengan penjelasan mengapa hal tersebut tidak baik akan lebih membantu untuk mengajarkan soal kebohongan. Tapi hal ini tentu harus dialami anak sendiri. Karena hal itu, penjelasan seperti berbohong untuk kebaikan dan juga mengapa bohong banyak dihindari nantinya akan menjadi lebih jelas.
    Semakin banyak pengetahuan dan pengalaman yang Anda berikan pada anak, mereka pasti bisa berpikir sendiri secara kritis dengan menggunakan referensi hal – hal tersebut. Jadi pastikan menjawab pertanyaan si anak, membebaskan anak mencoba kegiatan tertentu dan juga memberikan buku pelajaran agar pemikiran kritis ini berkembang baik.
  2. Tanya Jawab dan Interaksi
    Anak berpikir kritis tentu butuh stimulasi. Setelah Anda memberikan bekal yang cukup untuk si anak, sekarang waktunya membantu mereka mencoba berpikir. Hal seperti pertanyaan – pertanyaan dan juga interaksi yang membantu anak berpikir akan menjadi hal yang utama.
    Contoh saja saat Anda menemani anak bermain di taman. Tanyakan hal – hal yang berhubungan sebagai selingan. Mengapa saat pagi hari taman terasa basah? Mengapa taman ditanami banyak tumbuhan? Mengapa udara di taman terasa segar? Pertanyaan – pertanyaan ini mungkin simple, tapi anak akan mencoba berpikir tentangnya.
    Anak menjawab salah bukan berarti mereka tidak paham. Bisa saja mereka belum memiliki bekal pengetahuan yang baik tentang pertanyaan tersebut. Atau di sisi lain, mereka tahu tapi tidak bisa menhubungkannya.
    Jika ada pertanyaan yang tidak tepat, bantu dengan memberi contoh dan membimbing mereka dengan pertanyaan – pertanyaan yang lebih spesifik. Contoh saja jika Anda tahu si anak sudah belajar tentang tanaman yang menghasilkan oksigen, Anda bisa bantu arahkan si anak agar sampai ke jawaban bahwa udara di taman terasa segar karena jumlah tanaman yang banyak di situ.
  3. Kenalkan Pemikiran dengan Perspektif dan juga Sebab Akibat
    Bentuk pemikiran perspektif dan sebab akibat adalah bentuk berpikir kritis.

Selengkapnya baca di : https://www.prestasiglobal.id/5-cara-melatih-anak-berpikir-kritis-yang-tidak-hanya-aktif-bertanya/